Ads 468x60px

Selasa, 19 Januari 2010

Makanan Khas Yogyakarta

Makanan Khas Yogyakarta


Gudeg


Gudeg adalah salah satu makanan khas dari Yogyakarta. Yang terbuat dari nagka muda
yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwek. Dalam memasak makanan ini perlu membutuhkan waktu yang cukup lama hingga pada warna nangka menjadi berubah coklat. Warna coklat ini biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Cara penyajian
Gudeg dengan ditambahkan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.

Ada berbagai variasi dari gudeg, antara lain:
Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih.


Bakpia Pathuk

Bakpia adalah sejenis makanan ringan khas Yogya yang terbuat dari adonan tepung terigu dan minyak kelapa lalu diisi adonan kacang hijau. Makanan ini memang memiliki citarasa yang khas.Selain berisikan kacang hijau ada pula bakpia yang berisikan rasa coklat maupun keju.
Selain itu kata patuk yang berada dibelakang kata bakpia ini diambil dari nama jalan tempat pembuatan bakpia itu sendiri. Wah kreatif sekali ya para pengusaha bakpia tersebut. Yang saat ini telah berganti nama dengan jalah KS. Tubun, dikawasan Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta pastinya.

Sedangkan no urut yang tertera di nama Bakpia patuk tersebut mereka ambil dari nomer urut tempat tinggal mereka.
Karena adanya citarasa yang khas pada bakpia ini menjadikan populritas dari bakpia semakin meningkat. Sehingga tak jarang banyak orang berganti provesi memproduksi bakpia. Harga bakpia berkisar Rp 10.000 untuk setiap dos nya yang isinya 20 butir. Ini tergolong murah karena ada pula yang harganya lebih tinngi dari harga diatas.


Yangko

Yangko adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dari bahan tepung ketan dan mempunyai rasa yang manis serta kenyal apabila digigit. Bentuknya persegi empat kecil, ditambah dengan baluran tepung terigu yang dibungkus dengan selembar kertas minyak dan biasa dikemas dalam satu dus.

Makanan ringaan ini berasal dari daerah Kotagede yang letaknya di perbatasan kota Jogja bagian selatan. Kotagede ini tidak saja dikenal dengan sejarahnya sebagai bekas ibu kota kerajaan Mataram. Wilayah ini juga dikenal dengan makanan khasnya, seperti kipo, banjar ukel, emping melinjo, sate karang dan yangko.

Awal mula pembuatan makanan yang dulunya bernama kiyangko(yangko) adalah yangko yang berbahan dasar dari beras ketan ini diolah menjadi tepung ketan. Cara pengolahannya, dipersiapkan beras ketan, gula yang telah dicairkan dan aroma. Beras ketan dikukus, lalu dijemur. Setelah dijemur lalu dipisahkan antar beras ketan yang menggupal dengan yang masih berbentuk beras. Setelah dipisahkan, baru di goreng tanpa minyak kelapa. Hasil gorengan, lalu digiling memakai mesin untuk menghasilkan tepung ketan. Selajutnya setelah tepung ketan jadi, lalu memasak gula yang menjadi ditambah dengan essen sesuai selera, setelah itu tepung dimasukkan dan diolah menjadi satu dengan gula tadi.

Kemudian setelah berbentuk adonan, loyang atau cetakan disiapkan dengan ukuran 1 meter x 1 meter. Adonan tepung ketan dan gula dituang dalam cetakan yang disediakan. Tunggu beberapa saat kurang saat kurang lebih dua jam agar mengeras maka yangko siap untuk di potong kecil-kecil, yangko di bungkus dengan keratas minyak dan dimasukan dalam dus. Dalam satu dus berisi sekitar 30 biji yangko.
Sesuai dengan permintaan konsumen adapun beberapa variasi rasa dari yangko ini, saat ini dapat ditemukan antara lain rasa kacang, durian, prambors, wijen, nangka, coklat, jeruk, nanas, strawberry.

Geplak

Geplak adalah salah satu jenis makanan tradisional khas Bantul Yogyakarta.Makanan ini terbuat dari kelapa dan gula sebagai bahan pokoknya. pedagang Geplak, walaupun tersebar diseluruh propinsi DIY namun pusat penjualannya masih di kabupaten Bantul itu sendiri. Bantul juga dikenal dengan nama Kota Geplak, yang menguatkan bahwa nama ini mencerminkan bantul untuk makanan tradisionalnya.


Salak Pondoh

Salak pondoh merupakan tanaman unik, bentuk ujung dari pohon salak ini hampir mirip dengan pohon kelapa sawit dan mengarah padacorak pakis. Cara penanaman pohon salak ini dengan cara ditanam sejajar.Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam perawatan dan pengambilan buah saat telah memasuki musimnya. Hal lain yang perlu diwaspadai pada tanaman ini adalah duri yang berada pada seluruh bagian pohon. Duri pada pohon salak ini identik dengan bagian duri yang tajam dank keras. Biasanya Buahnya yang tumbuh di bagian paling bawah,dengan daging buah yang kecil dan kenyal serta tidak menempel dibiji maupun dikulit, hal ini menjadi nilai tersendiri nech oleh pra penjual. Nah, pada tahun 1958, Prof. Dr. drg Sudibyo yang dulunya nech masih duduk di bangku SMP telah menemukan cara pemindahan tanaman salak agar tidak mati.

Setelah itu ia mampu mengembangkan salak pondoh di kebun orang tuanya, Pak Sudibyo ini akhirnya mengajak masyarakat setempat untuk ikut mengembangkannya. Penanaman salak pondoh yang harus mengorbankan tanaman lain awalnya mendapat penolakan keras. Melalui kegigihan, masyarakat mulai mengikuti jejaknya. Puncaknya pada tahun 1988 ketika Sudibyo memprakarsai berdirinya Agrowisata Salak Pondoh Turi.

Agrowisata Turi merupakan lahan seluas 27 hektar yang disulap menjadi kompleks taman salak pondoh, tempat bermain anak-anak, pemancingan dan kolam renang. Komplek wisata ini terletak di Kampung Gadung, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Tempat yang masih terlihat alami ini yang membuat orang menjadi tertarik ingin berkunjung ke argowisata turi. Dari tempat saya tinggal menuju argowisata turi ini menempuh perjalanan kurang lebih 16 km atau setara dengan 10 sampai 15 menit tergantung kecepatan. Setelah memasuki kawasan Argowisata Turi anda akan disambut oleh gerbang wisata argo dan arah-arah menuju daerah ini. Pengjung hanya cukup membayak Rp. 8000 saja. Cukup murah kan.Anda tertarik? Maka selamat berkunjung ya..

[artha]

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Ada makanan Internasional dengan harga lokal lho di Jogja. Cobain deh Shihlin Taiwan Street Snack di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta. Dijamin Enak, Halal dan terjangkau...

Henry mengatakan...

Barusan cobain ayam goreng di shihlin Taiwan Street Snack. Ternyata enak jg. XXL chickennya besar, enak dan terjangkau. Bakalan sering2 main ke Tamansari foodcourt Amplas deh.